Saat ini melakukan aktivitas berdampingan di tengah-tengah pendemi yang disebabkan oleh virus yang belum ditemukan vaksinnya telah menjadi hal yang baru di masyarakat. Masyarakat harus tetap waspada untuk melawan penyebaran virus itu sambil beraktivitas untuk terus melanjutkan kegiatan keseharian. Tentu saja, aktivitas yang dilakukan berbeda dengan sebelum pandemic melanda.
Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmita, kebiasaan baru ini kita sebut dengan istilah new normal. Artinya adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, tapi ditambah dengan penerapan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Aktivitas yang dilakukan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan sebagai protokol kesehatan, yakni dengan menjaga jarak, menggunakan masker, dan rajin mencuci tangan dengan cairan pembasmi kuman dan virus.
Di dunia Pendidikan new normal menjadi hambatan sekaligus tantangan bagi guru dan peserta didik dalam menjalankan proses pembelajaran. Proses pembejaran yang biasa dilakukan dengan aktivitas secara berkelompok dan dalam suasana kebersamaan harus terhenti untuk mencegah terjadinya penularan virus. Pembelajaran kemudian harus beralih dilaksanakan dari rumah dengan memanfaatkan teknologi dalam penyelenggaraannya. Pembelajaran dari rumah ini menjadi tantangan baru bagi peserta didik dan guru dalam upaya untuk tetap menyelenggarakan proses pembelajaran yang terbaik.
Bagi guru mengkonversi sistem dan mempertahankan suasana belajar yang kondusif ke dalam bentuk virtual menjadi sebuah keniscayaan untuk tetap menghadrikan proses pembelajaran terbaik bagi peserta didik. Kreativitas dan kecepatan dalam menyusun model baru harus dilakukan dalam waktu yang singkat. Demikian juga bagi peserta didik, belajar jarak jauh dan berhadapan dengan layar komputer atau handphone menjadi kebiasaan baru yang wajib dijalankan dengan berbagai tantangan dan kebosananan yang mungkin akan dihadapi apabila pembelajaran berlangsung tidak menarik.
Desain pembelajaran pada masa adaptasi kebiasaan baru tentu memerlukan inovasi dan kreativitas untuk menghadirkan proses pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang menarik akan menjadi sarana bagi siswa untuk tetap fokus dan bersemangat dalam mempelajari setiap sesi yang akan dilakukan bersama guru dan teman di kelas dalam bentuk virtual. Dengan demikian siswa mampu menyerap dengan optimal apa yang bisa dipelajari meskipun dalam bentuk yang berbeda dari proses pembelajaran sebelum adanya pandemi.
Selain memberikan sesuatu yang menarik minat belajar, proses yang diselengarakan juga harus mampu memfasilitasi tercapaianya 3 aspek pembelajaran, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek tersebut harus tetap diupayakan untuk hadir dalam proses pembelajarang yang berlangsung. Pada situasi pembelajaran daring saat ini banyak sekali pilihan media untuk mendesain pembelajaran agar guru tetap bisa menghadirkan ketiga aspek tersebut. Pemilihan media yang tepat akan mempermudah guru maupun peserta didik mencapai ketuntasan dalam belajar.
Dalam sebuah penelitian pada tahun 2005 oleh R. Murphy dkk., sebenarnya kita sudah menganal tentang istilah blended learning. Desain pembelajaran ini memadukan antara pertemuan langsung dengan memanfaatkan media pembelajaran yang interaktif yang berhasil memberikan dampak positif pada proses pembalajaran 60 sampai dengan 80 persen. Artinya, pada proses pembelajaran setidaknya harus memenuhi 2 hal pokok, yaitu inetrakasi secara langsung dan media sebagai pendukung proses interaksi tersebut.
Saat ini, untuk menghadirkan desain pembelajaran daring dapat dilakukan dengan menggunakan media telekonferensi virtual seperti Zoom, Google meet, Whatsapp video call, Big blue button BN, dan media serupa. Media ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan secara virtual dengan tujuan menghadirkan pertemuan dan interaksi aktif secara langsung. Kegiatan ini kita kenal dengan istilah Synchronous atau melakukan interaksi secara langsung melalui media yang tersedia. Dengan memanfaatkan media ini, setidaknya kebutuhan utama dalam proses pembelajaran yaitu interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik dapat berlangsung.
Berikutnya adalah dengan menggunakan media seperti Educaplay, Nearpod, H5P, Google classroom, LMS, dan berbagai media lain. Media ini dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan skema pembelajaran dalam bentuk mendia interaktif dan koheren sehingga siswa dengan mudah untuk menuntaskan dan memahami apa yang bisa diperoleh dari sesi pembelajaran yang berlangsung. Kegiatan ini dikenal dengan istilah Asynchronous yaitu dengan menghadirkan media yang dapat dipelajari secara mandiri. Media lain yang bisa ditambahkan adalah Instagram, facebook, youtube, dan media sosial lainnya untuk menambah daya tarik sebagai tempat untuk mempublikasikan hasil karya peserta didik apabila berkaitan dengan pembelajaran yang menghasilkan produk.
Desain yang bisa dicoba untuk melangsungkan pembelajaran saat ini dengan memanfaatkan berbagai media tersebut adalah “Pembelajaran Daring Berbasis Proyek dengan Memanfaatkan Media Zoom, Interactive Book (H5P), dan Instagram”. Desain ini dipilih karena bisa menghadirkan proses yang menarik, interaktif, dan memungkinkan untuk menghasilkan karya dengan segala keterbatasan yang ada pada situasi seperti ini. Desain ini akan menggunakan media diantarnya adalah Zoom, H5P, dan Instagram.
Langkah pertama dalam desain ini adalah persiapan. Pada langkah ini guru akan menyusun materi dan menyiapkan kolaborasi diantara ketiga media tersebut. Materi yang akan dijadikan sebagai contoh adalah dinamika pelanggaran hukum (PPKn Kelas 12 semester 1). Pada bagian ini peserta didik diharapkan untuk mampu melakukan analisis dan memberikan contoh praksis tentang proses perlindungan dan penegakan hukum. Guru akan menyusun ilustrasi dan materi dalam bentuk interactive book pada media H5P.
Langkah kedua adalah pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini guru dan peserta didik akan melakukan proses pembelajaran yang teridiri atas:
- Pendahuluan
Sesi ini diawali dengan pertemuan secara virtual dengan mengunakan media Zoom. Guru akan melakukan senyum, salam, sapa, doa, serta memastikan peserta didik hadir dalam pertemuan itu. Dengan media ini guru dapat memberikan perhatian secara langsung selama proses pembelajaran. Penggunaan media ini juga mampu memberikan akses kepada guru untuk melakukan penilaian sikap melalui observasi selama pembelajaran berlangsung.
- Kegiatan inti
Pada sesi ini guru mendampingi siswa melalui media zoom untuk mengakses materi yang sudah disiapkan dalam media H5P. Didalam media H5P peserta didik dapat memperoleh akses dalam bentuk interactive book sebagai berikut:
- Apersepsi berupa teks, gambar dan video ilustrasi tentang penegakan hukum
- Materi tentang jenis dan sifat hukum dalam bentuk image hotspots
- Pertanyaan tentang contoh perilaku menaati hukum yang berlaku dalam bentuk pilihan dengan jawaban berganda. Kegiatan ini menjadi salah satu bagian penilaian pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran ini.
- Desain proyek yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari penialaian keterampilan yang teridiri atas informasi sebagai berikut:
- Mengamati kondisi di lingkungan sekitar tempat tinggal tentang pelanggaran terhadap norma yang berlaku (hukum, agama, kesopanan, dan kesusilaan) (Start With the Essential Question)
- Memlilih salah satu kejadian yang paling menarik perhatian dan coba renungkan kenapa peristiwa tersebut bisa terjadi
- Membuat suatu bentuk poster atau video singkat sebagai bentuk upaya untuk mencegah atau menaggulangi peristiwa yang terjadi tersebut (Design a Plan for the Project)
- Menentukan waktu untuk menyelesaikan proyek tersebut selama 2 minggu (Create a Schedule)
- Melakukan monitoring untuk diskusi dan konfirmasi dalam menyelesaikan proyek selama waktu yang ditentukan (Monitor the Students and the Progress of the Project)
- Memberikan infromasi tentang publikasikan hasil karya tersebut pada instagram masing-masing dengan mencantumkan nama guru mata pelajaran untuk dilakukan peniliaian (Assess the Outcome)
- Melakukan evaluasi terhadap hasil publikasi dan memberikan apresiasi kepada peserta didik yang mendapatkan likes and comments terbanyak (Evaluate the Experience)
- Penutup
Setelah melakukan diskusi awal tentang persiapan proyek yang dilakukan, guru melakukan konfirmasi melalui media zoom dengan memastikan bahwa informasi yang diterima sudah sesuai dengan apa yang akan direncankan. Kemudian menutup kelas dengan saling memberikan harapan terbaik antar peserta didik dan doa bersama.
Langkah ketiga adalah refleksi. Kegiatan ini wajib dilakukan oleh guru untuk melakukan evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan hasil pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menngidentifikasi bagian yang tidak berjalan dengan baik kemudian menentukan langkah untuk dipernaiki pada kegiatan selanjutnya. Dengan demikian guru akan terus memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam setiap kegiatan yang telah dilakukan.
Demikian desain pembelajaran yang bisa dicoba pada masa pembelajaran daring saat ini. Serangkaian proses yang terdapat dalam desain tersebut adalah bagian dari upaya dari guru untuk mencoba menghadirkan proses pembelajaran yang tetap menarik, interaktif, dan memberikan stimulan bagi peserta didik untuk berkarya meskipun belajar dengan berbagai tantangan dan keterbatasan di masa pendemi. Tentu masih banyak kekurangan yang perlu untuk dilengkapi dan disempurnakan untuk menghadirkan proses dan hasil yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan seiring berjalannya waktu dapat terus diperbaiki dan dikembangkan untuk menghadirkan proses pembelajaran yang terbaik baik peserta didik di masa yang akan datang.
Oleh : Arif Kristiyono